Rabu, 21 April 2010

Kritikan terhadap DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN Oleh: yohanes reinnamah

Kritikan terhadap DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Oleh: yohanes reinnamah

A. Latar Belakang

Disadari bahwa lautan Indonesia merupakan salah satu pusat biodiversitas dunia, selain dari negara lain yang memiliki sumberdaya eksotik lainnya. Dengan iklim tropis ini mengakibatkan kelimpahan jenis sumberdaya laut yang hidup di perairan Indonesia, ini dikarenakan suplai sinar matahari cukup memadai dalam proses fotosintesa dan berbagai proses lainnya. Dari berbagai biota yang hidup di perairan ini, hanya beberapa jenis saja yang memiliki nilai komersial atau ekonomis tinggi.

Oleh karena itu perlu di lakukan kajian ilmiah menyangkut organisme atau biota-biota ini sehingga kita tidak kehilangan informasi ilmiah. Di karenakan berbagai macam spesies sehingga dalam penentuan pengkajiannya tidak hanya terfokus pada beberapa spesies saja tetapi sudah ada informasi ilmiah mengenai spesies-spesies lasinnya

Dengan adanya perbedaan bentuk topogravi yang di latarbelakangi oleh negara kita adalah negara kepulauan dengan 17.500 pulau maka tidak semua daerah memiliki jenis pesies yang sama. Situasi ini mengakibatkan bahwa jenis biota laut yang dominan dan berpotensi juga beragam pada setiap tempat, sebagai contoh binatang paus, hanya populer di daerah Nusa Tenggara Timur, dan kurang populer di wilayah Indonesia lain, atau telur ikan terbang di Sulawesi Selatan, dimana mulai saat itumenjadi komoditas andalan (sejak 1970-an), tetapi tidak diminati di wilayah lain, ini mengindikasikan tentang perbedaan kebutuhan di daerah yang satu tidak sama dengan daerah lainnya.

Keanekaragaman ini mendorong kita unluk melakukan riset bukan hanya pada satu spesies tertentu saja, tetapi untuk antisipasi pengembangan biota laut ke depan, kita juga perlu melakukan riset perikanan yang bersifat multi spesies (tidak terfokus pada satu jenis saja), baik unluk tujuan komersial, maupun untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dalam hal ini perlu untuk melibatkan pihak-pihak dari dunia pendidikan, LSM, dll. Yang mampu untuk membangun dunia perikanan. Keterlibatan berbagai bidang ilmu dalam bidang penelitian perikanan sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Namun, hal ini kurang diperhatikan dalam implementasi penelitian. Faktor utama yang menjadi penyebabnya adalah karena kurangnya tenaga ahli dalam bidang tertentu (perikanan). Pada saat sekarang ini, justru semakain banyak tenaga ahli di bidang perikanan namun, kurang di perhatikan dan banyak yang menjadi pengangguran.

Target pencapaian produksi perikanan sebesar 7.7 juta ton yang disampaikan Departemen Kelautan dan Perikanan beberapa waktu lalu, merupakan suatu tantangan yang beralasan, karena perikanan merupakan salah salu sektor andalan perekonomian Indonesia, selain migas.

Bahan diskusi

1. Sebuah kritikan terhadap DKP bahwa sebenarnya penelitian yang di lakukan harus di sesuaikan dengan pangsa pasar dan kebutuhan konsumen sehingga tidak terkesan mubazir

2. Bekerjasana dengan LSM-LSM atau pihak swasta di kota, kecamatan bahkan desa-desa dalam mengkaji informasi tentang kelimpahan spesies di seluruh Indonesia

3. DKP agar lebih jeli dalam melihat penambahan angka pengangguran khususnya pada dunia perikanan, dimana laut kita sangat luas tetapi belum mencukupi tenaga ahlinya namun, ketika ada tenaga ahli maka itu di biarkan begitu saja bahkan menjadi pengangguran sejati

4. Peningkatan penyuluh perikanan dalam rangka menyadarkan masyarakat sehingga jangan di jadikan sebagai tim kampanye PARPOL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar