Rabu, 21 April 2010

LATAR BELAKANG DAN OTOBIOGRAVI JOHANES LEIMENA PADA KELUARGA DAN NEGARA Oleh: Yohanes Reinnamah

LATAR BELAKANG DAN OTOBIOGRAVI JOHANES LEIMENA PADA KELUARGA DAN NEGARA
Oleh: Yohanes Reinnamah

Desa Ema-Amboina, 6 maret 1905 bersukacita menyambut kelahiran seorang anak laki-laki pasangan Dominggus Leimena dan Elizabeth Sulilatu. Anak tersebut dim namai Johanes Leimena. Ia tumbuh kecil dim lingkungan keluarga guru yang pada waktu itu termasuk golongan menengah seperti juga pendeta. Ayahnya seorang guru dan ibunya juga berasal dari keluarga yang sama.
Dalam usia belia, lima tahun, Johanes telah Yatim. Ayahnya, Guru Dominggus Leimena meninggal dunia. Ia kemudian di asuh tantenya yang menikah dengan seorang guru bernama Jesaya Jeremias Lawalata yang bertugas di Cimahi, Jawa Barat. Keberangkatan ke Cimahi merupakan titik balik dan kisah tersendiri dari Johanes Kecil. Saat Ibunya bersikeras tidak mengijinkan, maka Johanes Kecil menyelinap ke kapal dan baru menampakan diri saat kapal hendak bertolak. Tindakan nekatnya itu membuat Ibunya pasrah dan hanya berpesan agar pamannya mampu menjadi pelindung baginya.
Didikan pamannya yang penuh disiplin membuat Johanes tertempa. Gambaran disiplin membuat Johanes menjadi murit yang berprestasi di sekolahnya ELS (Europeesch Lagere School) dan Paul Kugerschool (PSKD). Setelah lulus ia melanjutkan studynya ke MULO dan kemudian perguruan tinggi STOVIA (School Tot Opleiding Van Indiche Arsten), sekolah dokter yang sesungguhnya bukan cita-cita yang diimpikannya selama ini.
Menjadi dokter muda pada tahun 1930 dan merintis karir di CBZ Batavia, kini RS Cipta Mangunkusumo, lalu di pindahkan ke Residenan Kedu saat gunung merapi meletus yang membawa korban, tak lama ia di pindahkan lagi ke RS Immanuel Bandung. Dan disinilah ia bertemu dengan gadis pujaan hatinya dan kemudian menjadi istrinya (Wijarsih Prawiradilaga), putri seorang widana yang kala itu menjadi kepala asrama putri. Gadis ini di nikahi di Gereja Pasundan pada tanggal 19 agustus 1933 yang memberinya 8 putri.

GERAKAN KEKRISTENAN DAN KEBANGSAAN

Selama di STOVIA leimena benar-benar menunjukan nilai kekristenan sekaligus kebangsaannya, yakni dengan aktif di berbagai gerakan. Ia menjadi ketua CSV (christelijke studenten vereeniging) yang pertama di jawa, organisasi ekstra kemahasiswaan yang merupakan cikal bakal GMKI (gerakan mahasiswa kristen indonesia). Belakangan ia juga terpilih menjadi ketua DGI (sekarang PGI) yang pertama.
Perhatiannya pada pergerakan nasional kebangsaan berkembang sejak tahun 1920-an. Bermula di bandung, yang kerapkali mendengar pidato presiden soekarno. Tokoh lain yang di kaguminya saat itu adalah M. Husni Thamrin, Dr. Sam Ratulangi, dan Agus Salim. Puncaknya adalah yohanes leimena adalah salahsatu anggota kongres pemuda indonesia 1 yang menghasilkan sumpah pemuda, 28 oktober 1928 selaku aktivis jong ambon.
Jiwa oikumene dan nasionalis yang melekat pada diri Johanes Leimena mendorongnya tidak hanya terlibat pada tugas profesionalnya (dokter) tetapi terlibat dalam aktivitas politik. Tidak heran jika ia terpilih menjadi ketua umum Partai Kristen Indonesia (PARKINDO) yang kemudian mengantarkannya ke berbagai jabatan penting. Kedekatannya dengan Presiden Bung Karno di mulai sewaktu bertugas di rumah sakit Tangerang pada saat Presiden Soekarno berkunjung ke Akademi Militer saat itu masih di Tangerang kesehatannya kebetulan kurang baik, ini mempertemukannya dengan DR. Leimena
Dalam biography Jenderal Soeharto (Presiden ke dua RI selama lebih kurang 30 tahun), juga dalam film penghianatan G30S PKI, di kisahkan betapa di tengah ketidak jelasan antara kawan dan lawan.seiring meletusnya kudeta berdarah yang menewaskan sejumlah Jenderal, Soeharto hanya mau bergerak setelah berkonsultasi dengan tokoh yang ia yakin paling dapat di percaya BUNG JOHANES LEIMENA. Presiden soekarno sendiri sangat mempercayai Leimena. Bahkan sempat mempercayakan Jabatan Mentri pada tokoh politik kristen ini sampai dengan 8 kali, kemudian pernah di angkat menjadi Wakil Kepala Pemerintah (Wakil Perdana Mentri RI), bahkan Pejabat Presiden RI. Soekarno bahkan mempercayakan pejabat presiden sebanyak 7 kali. Yohanes Reinnamah (GMKI cabang kupang)

1 komentar:

  1. wah,,,,makasih utk kisahnya.....sungguh mngharukan,,,tpi klo blh saran dibuat donk sumber referensi utk mnguatkan sejarah ini, trims.

    UOUS
    Syalom

    BalasHapus