PROPOSAL ANALISA PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT KAPPAPHYCUS ALVAREZII (DOTY-DOTY) PADA KONDISI BUDIDAYA DI PERAIRAN PANTAI TABLOLONG KECAMATAN KUPANG BARAT
oleh: yohanes reinnamah
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perairan Indonesia memiliki potensi sumber daya rumput laut yang sangat tinggi. Tercatat sedikitnya ada 55 jenis rumput laut di perairan Indonesia, diantaranya mempunyai nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan adalah Eucheuma sp dan Gracilaria sp (Ditjenkanbud, 2006 dalam Kurniayu, 2007).
Rumput laut tergolong tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuh melekat pada substrat tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun daun sejati, tetapi hanya menyerupai batang yang disebut thallus. Rumput laut tumbuh dialam dengan melekatkan dirinya pada karang, lumpur, pasir, batu dan benda keras lainnya (Anggadiredja dkk, 2006).
Rumput laut mempunyai kandungan protein tinggi (4,4%-26% bobot kering), serat yang tinggi (31%-64,6% bobot kering), sulfat pada karaginan 35,1% dan kaya akan kandungan mineral. Rumput laut dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, antara lain: sebagai bahan makanan, obat-obatan dan sebagai pupuk tanaman. Rumput laut digunakan mulai dari industri tekstil, kertas, cat, kosmetika, bahan laboratorium, pasta gigi dan es krim (Waryat dan Kurniasih, 2002 dalam Kurniayu, 2007).
Jenis-jenis rumput laut yang bernilai ekonomis penting dan sudah sejak dulu diperdagangkan yaitu Eucheuma sp, Hypnea sp,Gigartina sp, Chondrus sp sebagai penghasil karaginan; Gracilaria sp, dan Gelidium sp sebagai penghasil agar-agar serta Sargasum sp, Turbinaria sp sebagai penghasil alginat (Anggadiredja dkk, 2006).
Komoditi ini sudah banyak dibudidayakan oleh masyarakat lokal di NTT, salah satu jenis rumput laut yang dibudidayakan oleh masyarakat Rote Timur adalah Eucheuma cotonii (Kappaphycus alvarezii) jenis ini banyak dibudidayakan karena teknologinya mudah, harga relatif murah serta metode pasca panen tidak terlalu sulit. Selain sebagai bahan industri rumput laut jenis ini juga dapat diolah menjadi bahan makanan yang dapat dikonsumsi secara langsung baik dalam keadaan mentah ataupun dimasak sebagai sayur. (Sambut, 2004)
Kendala yang selalu dihadapi oleh petani rumput laut saat ini adalah adanya penyakit ice-ice yang menyebabkan batang/thallus utama memutih dan akhirnya membusuk sehingga pertumbuhan rumput laut yang dibudidaya menjadi terhambat dan berdampak pada kandungan karaginan yang dimilikinya. Seberapa besar kandungan karaginan yang berkurang pada rumput laut yang terserang ice-ice sampai saat ini belum ada informasi yang memadai tentang hal tersebut. Berdasarkan alasan inilah penulis ingin melakukanpenelitian tentang “ANALISA PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Eucheuma cotonii PADA KONDISI BUDIDAYA DI PERAIRAN PANTAI TABLOLONG KECAMATAN KUPANG BARAT”
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat pertumbuhan rumput laut yang terkena penyakit dan yang tidak terkena penyakit.
2. Bagaimana kondisi ekologis perairan pantai Tablolong pada saat melakukan penanaman rumput laut
Dalam penelitian ini informasi yang ingin diperoleh dibatasi pada pertumbuhan dan kondisi ekologis pada rumput laut jenis Eucheuma cotonii
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk ;
1 Mengetahui laju pertumbuhan rumput laut yang dibudidaya di perairan pantai tablolong
2 Menganalisis kondisi faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan rumput laut
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Bioekologi Rumput Laut
2.2 Pertumbuhan dan Faktor-faktor Lingkungan yang mempengaruhinya
2.3 Metode Budidaya
BAB
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan berlangsung selama 2 (dua) atau 35 hari pada tahun 2009 di perairan pantai Desa Tablolong Kecamatan Kupang Barat
3.2. Materi Penelitian
Materi penelitian meliputi alat dan bahan yang digunakan pada penelitian lapangan yakni Kapphapycus alvarezii dan analisa kandungan karaginan di laboratorium.
Tabel 1. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan Bahan | Satuan | Kegunaan |
Alat : Tali nylon Tali rafia Pelampung utama Pelampung tambahan Pemberat Timbangan Plastik sampel besar Kertas label Topdal pH meter Meter rol/meteran Termometer Refraktometer Bahan : Bibit rumput laut | m m gram gram Kg Kg - - m/det - m oC O/OO gram | Tali utama/main line Tali ikat bibit pada tali utama Pelampung tanda Menjaga ikatan rumput laut agar tetap terapung Tempat mengikat tali utama Menimbang berat awal sampel Tempat menaruh sampel Untuk penomoran sampel Mengukur kecepatan arus Mengukur pH air Mengukur panjang tali utama Mengukur suhu Mengukur salinitas |
3.3. Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan dalam 3 tahap yakni tahap persiapan, tahap kedua penanaman rumput laut, tahap ketiga meliputi pengukuran data pertumbuhan Kappaphycus alvarezii, pengukuran parameter fisik kimia perairan Dadal satu satuan waktu
3.4.Persiapan
Pada tahap ini dilakukan beberapa hal yakni survei lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii sesuai dengan persyaratan yang diinginkan, sortasi bibit rumput laut yang sehat dengan ukuran yang seragam
3.4.1. Penanaman Rumput Laut
Rumput laut dengan berat awal 100 gram diikat dengan tali rafia untuk selanjutnya diikat pada tali nylon sebagai tali utama. Panjang tali utama adalah 60 meter yang terbagi menjadi 5 tali (@ 12 meter), jarak antar bibit 40 cm. Jarak antara tali adalah 1m. Jumlah bibit yang ditebar pada masing-masing tali 30 rumpun atau ikat. Kedua ujung tali utama diikat masing-masing dengan seutas tali yang dihubungkan dengan pemberat. Dibiarkan selama dua bulan (8 minggu pengamatan).
3.5. Analisa Data
3.5.1. Pertumbuhan
Untuk menghitung pertumbuhan Eucheuma cotonii dengan menggunakan persamaan menurut Anggadiredja dkk (2006) sebagai berikut :
G =
Dimana : G = Laju Pertumbuhan Harian (%)
Wo = Bobot rata-rata awal (g)
Wt = Bobot rata-rata akhir (g)
t = Umur Tanaman
DAFTAR PUSTAKA
Anggadiredja J. T., Ahmad Zatnika, Heri Purwanto dan Sri Istini. 2006. Rumput Laut. Penebar Swadaya. Jakarta.
Indriani dan Sumiarsih. 1991. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Rumput Laut. Penebar Swadaya. Jakarta
Kurniayu. 2007. Pengelolaan Usaha Budidaya Rumput Laut (Eucheuma cottonii) dengan Metode Long line di Perairan Teluk Lasongko Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta
Sambut. P. 2004. Sumberdaya Pesisir Dan Laut NTT. PT Rapih Budi Mulia. Jakarta 2004
Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Edisi Enam. Penerbit Tarsito Bandung
Supit. R. L. 2005. Analisis Pertumbuhan dan Kandungan Karaginan Alga Kappaphycus alvarezii (Doty) Doty yang dibudidayakan dengan Metode Tali Tunggal Lepas Dasar (off-bottom monoline method) di Perairan Desa Bolok Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang. Fakultas Perikanan. Kupang
Supramono dan Sugiarto, 1993. Statistika. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta
Winarno, F. G. 1990.Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Penerbit Pustaka Sinar Harapan. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar