Senin, 03 Mei 2010

pengelolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat oleh: yohanes reinnamah

pengelolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat
oleh: yohanes reinnamah

Program Pengelolaan Sumberdaya Wilayah

Pesisir-Berbasis Masyarakat (PSWP-BM) belum

banyak ditemukan contohnya di Indonesia.

Keuntungan sistem pengelolaan sumberdaya

berbasis masyarakat sudah banyak dikenal dalam

kegiatan irigasi, hutan masyarakat dan pertanian.

Upaya pengelolaan berbasis masyarakat di sektor

perikanan dan kelautan umumnya masih dalam tahap

pengembangan. Hal ini barangkali disebabkan oleh

rumitnya sistem sumberdaya pesisir dan laut serta

struktur sosial budaya masyarakat nelayan/pesisir.

PSWP-BM bertujuan untuk lebih aktifnya

partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan

pelaksanaan pengelolaan sumberdaya. PSWP-BM

dimulai dari suatu pemahaman bahwa masyarakat

memiliki kapasitas dalam memperbaiki kulaitas hidup

mereka sendiri dan mampu mengelola sumberdaya

mereka dengan baik, yang dibutuhkan tinggal

dukungan untuk mengatur dan mendidik masyarakat

untuk memanfaatkan sumberdaya yang tersedia

secara berkelanjutan untuk mencapai kebutuhankebutuhan

mereka. Keuntungan potensial utama dari

PSWP-BM adalah keadilan dan efektivitas

sustainability (kesinambungan). Kelemahannya

adalah terletak pada proses dan upaya pelibatan diri

masyarakat yang membutuhkan waktu yang cukup

lama karena sifat dasarnya yang antara lain :

· Menuntut partisipasi aktif dan komitmen dalam

perencanaan dan pelaksanaan

· Kemampuan pengelolaan sendiri oleh masyarakat

sebagai penanggung jawab utama dalam

pelaksanaan, pemantauan dan penegakan aturan

· Menuntut rasa memiliki masyarakat yang tinggi

terhadap sumberdaya yang memungkinkan

mereka mengambil tanggung jawab dalam

pengelolaan jangka panjang

· Memberi kesempatan setiap anggota masyarakat

mengemukakan strategi sesuai keinginan dan

kondisi mereka

· Menuntut fleksibilitas agar dapat dengan mudah

disesuaikan dan diubah berdasarkan perubahan

kondisi dan kebutuhan masyarakat

· Membutuhkan pemanfaatan secara optimal

pengetahuan dan keahlian lokal/tradisional dalam

pengembangan strategi

· Menuntut kemitraan (partnership) yang dinamis

dengan berbagai pihak dalam masyarakat dan

pemerintah memiliki peran yang jelas

· Membutuhkan kebijakan yang memungkinkan

bagi PSWP-BM dan dukungan dana maupun

bantuan teknis dari pemerintah setempat

PSWP-BM bukanlah merupakan satu-satunya

pendekatan dalam pengelolaan dan mungkin tidak

akan cocok atau sesuai dilaksanakan pada setiap

masyarakat pesisir. Diperlukan upaya hati-hati

dalam penerapan PSWP-BM terutama dalam

masyarakat yang kapasitasnya belum memadai untuk

itu. Kalau hendak dijalankan diperlukan investasi

bagi pengembangan kapasitas masyarakat sehingga

tahap-tahap awal dalam program PSWP-BM akan

banyak memfokuskan kegiatan pada pengembangan

kapasitas dan penguatan kelembagaan dan

perorangan dalam pengelolaan kepada masyarakat

dan lembaga setempat.

Kriteria Pengelolaan Berbasis Masyarakat :

· Persiapan, perencanaan dan monitoring oleh

masyarakat sendiri

· Komitmen dan rasa memiliki yang tinggi dari

penduduk

· Penentuan isu dan prioritas oleh masyarakat

· Manfaat/keuntungan bagi mayoritas masyarakat

· Mulai dari apa yang masyarakat miliki

(pengetahuan, sumberdaya, lembaga, pemimpin)

· Keputusan diambil bersama

· Perlunya konsultasi formal dan informal

· Informasi seimbang

· Terbuka

Program Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Terpadu dan Berbasis Masyarakat .............................

122

Kunci Keberhasilan PSWP-BM mencakup:

· Batas-batas wilayah yang jelas terdefinisi

· Kejelasan anggota

· Keterikatan dalam kelompok

· Manfaat lebih besar dari biaya

· Pengelolaan sederhana

· Legalisasi dari pengelolaan

· Kerjasama dan kepemimpinan dalam masyarakat

· Desentralisasi dan pendelegasian wewenang

· Koordinasi antar pemerintah dan masyarakat

· Pengetahuan, kemampuan dan kepedulian

masyarakat

· Fasilitator (SDM, paham konsep, mampu

memotivasi masyarakat, tinggal bersama, diterima

oleh semua pihak)

Faktor sosio-kultural-ekonomi dan

lingkungan dalam PSWP-BM

Program PSWP-BM didasarkan pada

pemahaman atau hipotesa bahwa perubahan

ekosistem yang terjadi sekarang ini di wilayah pesisir

akan mengurangi kemampuan jangka panjang dari

sistem ini untuk menjamin kualitas hidup masyarakat

dan kondisi suberdaya yang cukup baik dan juga

akan mengurangi kemampuannya untuk

menghasilkan kesejahteraan yang sustainable.

Ada berbagai faktor atau isu-isu yang perlu

diperhatikan dalam upaya pngembangan program

PSWP-BM sebagaimana dirangkum berikut ini:

Isu-isu Kelembagaan:

· Kurangnya kapasitas untuk melaksanakan

pengelolaan terpadu

· Kurangnya pengetahuan bagaimana pengaruh

ekosistem terhadap kegiatan manusia

· Konflik dan tumpang tindih peraturan/antar

lembaga

· Kurangnya dukungan masyarakat terhadap

upaya-upaya pengelolaan wilayah pesisir

· Kurangnya pelaksanaan peraturan yang ada

· Kurangnya partisipasi dan keterlibatan berbagai

sektor

· Kurangnya pengakuan terhadap pengelolaan

tradisional dan indigenous knowledge (kearifan

lokal)

Isu-Isu Sosial:

· Pertumbuhan penduduk

· Kemiskinan

· Hilangnya akses

· Isu kesehatan masyarakat

· Meningkatnya konflik sosial

· Kebebasan berpolitik dan hak asasi

Isu Degradasi Lingkungan:

· Menurunnya kualitas air

· Menurunnya ikan-ikan yang tergantung pada

daerah pesisir (wetland, rawa, bakau, karang,

lamun, dll.)

· Perusakan habitat penting secara langsung atau

tidak langsung baik oleh alam maupun oleh

manusia, seperti perusakan terumbu karang akibat

cara penangkapan yang salah (dengan menggunakan

bahan peledak, racun, trawl) penambangan karang

dan pasir, sedimentasi, penebangan mangrove, erosi

pantai

· Degradasi aset budaya dan keindahan akibat

pembangunan yang kurang menghargai asset dan

keindahan wilayah pesisir

· Pembangunan garis pantai yang tidak sesuai

· Banjir dan badai laut


Tidak ada komentar:

Posting Komentar